Kelompok 3 (Keterlibatan Dan Persepsi)

Keterlibatan dan Persepsi
3.1 Pengertian Keterlibatan Konsumen
Konsep keterlibatan sangat berarti untuk mengerti dan menjelaskan perilaku konsumen. Istilah tersebut pertama kali dipopulerkan dalam lingkungan pemasaran oleh krugman pada tahun 1965 dan membangkitkan minat yang besar pada saat itu. Menurut McKechnie(2012), Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi yang spesifik hingga jangkauan kehadirannya, konsumen bertindak dengan sengaja untuk meminimalkan resiko dan memaksimalkan manfaat yang diperoleh dari pembelian dan pemakaian. Sementara menurut Jones(2008), keterlibatan konsumen adalah pribadi yang dirasakan penting dan atau minat konsumen terhadap perolehan konsumsi dan disposisi barang jasa atau ide. Keterlibatan konsumen adalah tindakan proaktif yang dilakukan konsumen terhadap stimulus yang diberikan pemasar produsen yang ditunjukkan untuk meminimalkan resiko dan memaksimalkan keuntungan atau manfaat atas pembelian produk.
3.2 jenis-jenis dimensi keterlibatan konsumen
Peter dan Olson(2000) membagi jenis keterlibatan menjadi dua yaitu keterlibatan situasional(situational involvement) dan keterlibatan Abadi (enduring involvement).
1. Keterlibatan situasional, terjadi selama periode waktu yang pendek dan diasosiasikan dengan situasi yang spesifik, seperti kebutuhan untuk mengganti sebuah produk yang telah rusak( misalnya, kendaraan bermotor).
2. Keterlibatan Abadi, terjadi ketika konsumen menunjukkan minat yang tinggi dan konsisten terhadap sebuah produk dan seringkali menghabiskan waktunya untuk memikirkan produk tersebut.
Ada 4 macam dimensi keterlibatan yang telah diidentifikasi yaitu
1. Pentingnya ekspresi diri: produk-produk yang membantu orang untuk mengekspresikan konsep diri mereka kepada orang lain, contohnya konsumen membeli sedan mewah untuk menunjukkan situasi mereka pada lingkungannya.
2. Pentingnya hedonisme: produk-produk yang dapat menyenangkan, menarik,menggembirakan, mempesona dan menggairahkan, contohnya seorang konsumen membeli baju mewah di butik terkenal, sedangkan konsumen lain membeli perhiasan yang sangat mahal, padahal periasan itu hanya untuk koleksi pribadi dan tidak akan dipakai.
3. Relevansi praktis: produk-produk yang mendasar atau bermanfaat untuk alasan yang berfaedah, contohnya pulpen dan buku adalah barang-barang yang diperlukan oleh seorang pelajar atau mahasiswa.
4. Resiko pembelian: produk-produk yang menciptakan ketidakpastian. Dalam jenis ini, pilihan yang buruk Pasti akan sangat mengganggu pembeli, contohnya pembeli komputer, mobil, alat-alat elektronik, dan lain-lain.
3.3 Fokus Keterlibatan
Pemasar tertarik untuk memahami keterlibatan konsumen terhadap produk dan merk. Namun, masyarakat juga dapat terlibat dengan jenis lain dari objek fisik seperti iklan. Konsumen dapat terlibat dengan orang lain, teman, kerabat, pacar, bahkan mungkin dengan WiraNiaga.
Seseorang mungkin juga dapat terlibat dalam suatu lingkungan tertentu( rumah atau kebun belakang, taman bermain, danau, atau pantai). Beberapa di antaranya mungkin adalah lingkungan pemasaran. Akhirnya mereka dapat terlibat dengan kegiatan atau perilaku yang khas seperti bermain tenis, bekerja, atau membaca.
Pemasar perlu mengetahui dengan cepat Apa yang disebut sebagai relevan secara pribadi oleh konsumen: produk atau merek, objek, perilaku, situasi, lingkungan, atau beberapa, bahkan semua hal yang diatas.
3.4 makna keterlibatan bagi konsumen
Tingkatan keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan ditentukan oleh Jenis pengetahuan arti akhir yang diaktifkan pada suatu situasi. Tingkat keterlibatan relevansi pribadi konsumen tergantung pada dua aspek rantai arti akhir yang diaktifkan, yaitu (1) pentingnya atau relevansi produk bagi konsumen dan (2) kekuatan hubungan antara tingkatan pengetahuan produk dan tingkatan pengetahuan pribadi.

3.5 faktor-faktor yang memengaruhi keterlibatan serta dampaknya
Faktor terpenting yang memengaruhi tingkat keterlibatan konsumen adalah (1) jenis produk yang menjadi pertimbangan, (2) karakteristik komunikasi yang diterima konsumen, (3) karakteristik situasi dimana konsumen beroperasi,dan (4) kepribadian konsumen. Sebagai contoh, umumnya keterlibatan konsumen meningkat apabila produk atau jasa yang dipertimbangkan lebih mahal, diterima secara sosial, dan memiliki resiko pembelian. Contoh produk adalah rumah, mobil, sepeda motor, alat-alat elektronik, dan lain-lain. Komunikasi juga dapat meningkatkan keterlibatan seiring dengan naiknya emosi konsumen. Contohnya, penjualan yang datang langsung ke rumah tentu memberikan banyak informasi, berbeda jika konsumen hanya mendapatkan informasi dari brosur atau iklan di TV. Situasi atau konteks dimana pembelian dilakukan juga mempengaruhi keterlibatan. Kepribadian konsumen yang berbeda akan menimbulkan reaksi yang berbeda terhadap stimulus yang sama yang dibangun pemasar.
Skala pengukuran keterlibatan konsumen terhadap produk adalah sebagai berikut.
1. Saya tertarik untuk membaca produk ini.
2. Saya membaca artikel" consumer report" tentang produk ini.
3. Saya telah membandingkan karakteristik produk diantara merk-merk lainnya.
4. Saya biasanya memperhatikan iklan-iklan produk ini.
5. Saya biasanya membicarakan produk ini dengan orang lain.
6.Saya biasanya meminta saran dari orang lain dalam hal pembelian produk ini.
7. Saya biasanya mempertimbangkan banyak faktor sebelum melakukan pembelian produk ini.
8. Saya biasanya menghabiskan banyak waktu untuk memilih jenis yang hendak di beli.
3.6 beberapa faktor anteseden dari keterlibatan
Ada tiga faktor anteseden dari keterlibatan, yaitu faktor pribadi, produk, dan situasi.
1. Faktor pribadi
Tanpa adanya pengaktifan kebutuhan dan dorongan, tidak akan ada keterlibatan. Faktor ini menjadi sangat kuat apabila produk atau jasa dipandang bisa meningkatkan citra diri konsumen.
2. Faktor produk
Produk tidak menimbulkan keterlibatan dalam dan dari diri sendiri. Produk atau merek juga menimbulkan keterlibatan Apabila ada semacam Resiko yang dirasakan dalam suatu pembelian dan pemakaian. Hawkins dan coney (2005) mengajukan proposisi berikut : " perilaku konsumen melibatkan resiko, dalam pengertian bahwa setiap tindakan Konsumen akan menimbulkan akibat yang tidak dapat diantisipasi dengan apa yang saja yang mendekati kepastian, dan sebagian mungkin tidak menyenangkan."
3. Faktor situasi
Meskipun keterlibatan yang langgeng dapat dipertimbangkan sebagai ciri yang stabil, keterlibatan situasi akan berubah sepanjang waktu. Keterlibatan situasi bersifat operasional atas dasar temporer dan akan memudar segera setelah hasil pembelian terpecahkan.
3.7 bentuk keterlibatan dan hasil
Bagian ini memperlihatkan bentuk-bentuk yang dapat diambil oleh keterlibatan dan cara keterlibatan itu diekspresikan dalam perilaku konsumen.
Konsumen juga bisa terlibat dengan produk atau merek. Mereka akan lebih mungkin melihat perbedaan dalam sifat yang ditawarkan oleh berbagai produk atau merek, ten hasil yang lazim adalah kesetiaan atau loyalitas yang lebih besar ketika preferensi yang didasarkan atas keterlibatan yang dirasakan tinggi.
Akhirnya, terdapat kemungkinan yang lebih besar dari pemecahan masalah yang diperluas apabila tingkat keterlibatan tinggi, sementara keterlibatan yang relatif rendah akan menyebabkan taktik atau teknik pilihan yang disederhanakan dari pemecahan masalah relatif terbatas.
3.7.1 loyalitas merek( brand loyalty)
Pada loyalitas merek tidak ada lagi merek yang dipertimbangkan untuk dibeli selain merek produk yang sering dibeli. Terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk mempelajari loyalitas merek. Pendekatan yang pertama adalah pendekatan pengondisian instrumental ( instrumental conditioning) yang memandang bahwa pembelian yang konsisten sepanjang waktu menunjukkan loyalitas merek. Jadi, pengukuran bahwa seorang konsumen itu loyal atau tidak dilihat dari frekuensi dan konsistensi perilaku pembeliannya terhadap suatu merek. Pendekatan yang kedua didasarkan pada teori kognitif. Menurut pendekatan ini, loyalitas menyatakan bahwa komitmen terhadap merek yang mungkin tidak hanya direfleksikan oleh perilaku pembelian yang terus menerus. Konsumen Mungkin sering membeli merk tertentu Karena harganya murah, dan ketika harganya naik, konsumen beralih ke merek lain.
Pendekatan behavioral menekankan bahwa loyalitas dibentuk oleh perilaku. Oleh karena itu, perilaku pembelian berulang adalah loyalitas, sementara pendekatan kognitif memandang bahwa loyalitas merek merupakan fungsi dari proses psikologi.
Menurut Collins (2009), ada empat hal yang menunjukkan kecenderungan konsumen yang loyal yaitu
a. Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung lebih percaya diri terhadap pilihannya
b. Konsumen yang loyal lebih mungkin merasakan tingkat Resiko yang lebih tinggi dalam pembeliannya.
c. Konsumen yang loyal terhadap merek juga lebih mungkin loyal terhadap toko.
d. Kelompok konsumen yang minoritas cenderung lebih loyal terhadap merek.

3.7.2 ekuitas merek
Setiap merek ( brand attitude) adalah Aspek penting dari ekuitas merek. Ekuitas merek menyangkut Nilai suatu merek bagi pemasar dan konsumen. Dari sudut pandang pemasar, ekuitas merek menyiratkan keuntungan, arus kas, dan pangsa pasar yang lebih besar. Dari sudut pandang konsumen, ekuitas merek melibatkan Suatu sikap merek positif yang kuat( evaluasi yang baik terhadap suatu merek) yang didasarkan pada kepercayaan dan arti yang baik yang dapat diakses dari dalam ingatan( dengan mudah diaktifkan). Ketiga faktor ini menciptakan hubungan konsumen dengan merek yang menyenangkan dan kuat atas aset yang sangat penting bagi sebuah perusahaan dan dasar bagi ekuitas merek.

3.8 peenngertiaan presepsi konumen
Presepsi murupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi,di mana sensasi adalah aktivitas meraskan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi juga dapat di devinisikan sebai tanggapyangg cepat dari indra penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya,warna,dan suara.dengan adanya itu semua, persepsi akan timbul.
Menurut Stanton (2001),”persepsi dapat di definisikan sebagai makna yang kita petalikan berdasarkan pengalaman masalalu, stimuli (rangsangan-rangsangan) ang kita terima melalu lima indra. “menurut abkins dan coney (2005)”persepsi dalah proses bagai mana stimulasi itu diseleksi, diorganisasi, dan diinterprestasikan.

Persepsi kita dibentuk oleh
1.karakteristik dari stimuli
2.hubungan stimuli dengan sekelilingnya
3.kondisi-kondisi didalam diri kita sendiri
3.9 stimuli pemasaran dan persepsi konsumen
Stimulasim atau stimulus merupakan bentuk fisik,visual,atan komunikasi verbal yang dapat memengaruhi individu.stimli terdiri atas dua bentuk, yaitu stimuli lingkungan (social)dan  budaya.
1. Stimuli pemasaran
2. Stimuli lingkungan (sosial dan budaya)
Ada dua fakor kunci yang menentukan bagaimana stimuli akan dirasakan dan dipesepsikan, yaitu
a. Karakteristik stimulus yang mengaruhi persepsi karekteristik ini di bagi dalam dua kelompok,yaitu elemen indrawi (censory element) dan elemen struktural (structural elemen)
b. Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam saura, cahaya,bau,dan stimuli lainnya.ditentukan oleh tingkat ambang batas(threshold level).

3.10 karakteristik stimulus yang memengaruhi persepsi
Beberapa karekterisik iklan dan stimuli pemasaran lainnya akan mebuat pesan lebih dirasakan konsumen seperti yang di harapkan oleh pemasar.karakteristik untuk tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu elemen indrawi (sensory lement),seperti bau,rasa,suara,penglihatan,dan pendegaran:elemen struktural (structural element),seperti ukuran ,bentuk dan posisi.barang/orang yang sangat besar yang berkumpul dengan barang/orang yang berkumpul normal tentu akan lebih menarik perhatian.
1. Faktor indrawi
Factor-faktor indrawi memengaruhi bagaimana suatu produk dirasakan,dan hal itu sangat penting dalam desain produk.faktor-faktor indrawi adalah sebagai berikut:
a. Warna
b. Bau
c. Rasa
2. Factor struktural
Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa factor-faktor structural dari iklan cetak memengaruhi presepsi konsumen. Berikut adalah hasil-hasil penelitian oleh Simonson dan Drolet (2004)
a. Ukuran
Ukura iklan cetak yang lebih besar lebih memungkinkan untuk diperhatikan.
b. Posisi
Penelitian menemukan bahwa untuk memaksimalkan pemahaman terhadap iklan,sebaiknya stimuli yang berupa gambar diletakkan disebelah kanan halaman majalah dan iklan yang berupa kata-kata verbal diletakkan di sebelah kiri.
c. Warna
Secara umum, iklan berwana menghasilkan perhatian yang lebih dari pada iklan cetak hitam putih.
d. Kontras
Gambar sebuah produk diatas latar belakang warna putih akan diperhatikan,tetapi tidak menjamin pemahaman dan ingatan.

3.11 karakteristik konsumen yang memengaruhi persepsi
Beberapa karakteristik konsumen yang memengaruhi persepsi adalah sebagai berikut:
1. Perbedaan stimulus
Salah satu hal yang sangat penting bagi pemasar adalah mengetahui bagaimana konsuman bisa membedakan dua stimulus atau lebih oleh karena itu,iklan akan sangat membantu penciptaan perbedaan antar merek.
2. Tingkat ambang batas (threshold level)
Kemampuan konsuman untuk mendeteksi perbedaan dalam suara.cahaya,bau,atau stimuli lainnya ditentukan oleh tingkat ambang batas (threshold level).ada dua jenis tingkat ambang batas,yaitu ambang batas absolute (absolute threshold level) dan tingkat ambang batas diferensial(differential threshold level),tingkat ambang batas absolute merupakan jumlah rangsangan minimum yang dapat dideteksi oleh saluran indrawi(simonson dan drolet,2004).sementara tingkat ambang batas diferensial merupakan kemampuan indrawi untuk membedakan dua stimulus..
3. Presepsi bahwa sadar (subliminal perception)
Usaha para pemasar sampai saat ini selalu menekankan pada penciptaan iklan atau pesan yang bisa dideteksi atau disadari oleh konsumen.artinya,pemasar selalu berubah menciptakan iklan atau pesan di atas tingkat ambang batas kesadaran konsumen(consumer threshold level).
4. Tingkat adaptasi
Tingkat adaptasi merupakan salah satu konsep yang berkaitan erat dengan ambang batas absolute(absolute threshold),dimana konsuman sudah merasa terbiasa dan tidak lagi mampu memperhatiakan stimulus.maka,saat itu juga,ambang batas absolutnya berubah.
5. Generalisasi stimulus
Proses persepsi yang terjadi pada konsumen sebenarnya tadak hanya membedakan satu stimulus dengan stimulus yang lain,tetapi konsumen juga berusaha menggeneralisasi stimulus.

3.12  proses persepsi
Proses presepsi mencakup seleksi,organisasi,dan interpretasi perceptual.
1. Seleksi perceptual
Seleksi perceptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada set psikologis (psychological set ) yang di miliki.set psikologis adalah berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen.
2. Organisasi perceptual
Organisasi perceptual (perceptual organization)berarti konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami secara lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu.prinsip dasar dari organisasi perceptual penyatuan adalah bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang di kelompokkan secara menyeluruh.prinsip-prinsip penting dalam integrasi persepsi adalah penutupan (closure),pengelompokan (grouping),dan kotesks(context).
a. Penutupan
Prinsip penutupan paling cocok dipakai untuk merek produk yang cukup di kenal oleh para konsumen.prinsip ini di gunakan untuk memancing consume untuk menghisi huruf yang kosong sehiga menjadi suatu nama merek yang utuh,misalnya tampilan iklan yang nama mereknya tidak di tulis lengkap(iklan J&B ditulis ingle ells).
b. Pengelompokan
Proses penyebutan angka nomor telepon anda secara terpisah-pisah agar mudah diingat di sebut pengelompokan.tiga prinsip pengelompokan untuk menggolongkan stimulus atau objek adalah
1. Kedekatan (proximity):
2. Kesamaan (similarity);
3. Kesinambungan (continuity);
 terlihat bahwa orang akan cenderung mengelompokan lingkaran-lingkaran kecil sebagai suatu kolom dari pada suatu baris.dengan kata lain,lingkaran-lingkaran kecil itu akan dikatakan oleh orang melihat sebagai lingkaran kecil yang menbentuk kolom.
Konsumen juga akan mengelompokan produk berdasarkan kesamaan (similarity). Delapan bujur sangkar dan empat lingkaran dalam gambar akan dikelompokkan ke dalam tiga set karena masing-masing mempunyai kesamaan.set pertama adalah empat bujur sangkar,set kedua empat lingkaran,dan set ketiga empat bujur sangkar..
Konsuman juga akan mengelompokkan stimuli kedalam bentuk yang berkesinambungan dan tidak terpotong-potong.lingkaran-lingaran kecil itu membentuk sebuah arah anak panah dari pada sebagai dua baris atau tujuh kolom,prinsip kontinuitas ini mrngisyaratkan bahwa pesan dalam iklan seharusnya berkesinambungan mulai dari identifikasi merek sampai pada manfaat yang bisa di perboleh oleh konsumen seandainya konsumen membeli produk yang diiklankan,
c. Konteks (context)
Stumuli yang diterima oleh konsumen cenderung dihubungkan dengan konteks atau situasi yang melingkupi konsumen.oleh karena itu,latar dari iklan akan memengaruhi persepsi konsuman terhadap produk.
3. Interprestasi perceptual
Proses terakhir dari presepsi adalah pemberian interprestasi atas stimuli yang diterima konsumen.interprestasi ini didasarkan pada pengalaman penggunaan pada masa lalu, yang tesimpan dalam memori panjang konsumen.












1 komentar: